Mengenal Pendekatan Reggio Emilia untuk Pembelajaran Anak Usia Dini

Belum tuntas mempelajari Montessori dan mengikuti kurikulum Bunda Sayang di Institut Ibu Profesional (IIP), saya berkesempatan untuk mengenal pendekatan Reggio Emilia (REA). Tidak tanggung-tanggung, pematerinya adalah founder mungilmu.com, yang saya ikuti sejak lama di Instagram. Jadi apa sih sebenarnya pendekatan Reggio Emilia itu?

MENGENAL REGGIO EMILIA

Awalnya saya mengira ini adalah nama pembuat metode. Namun ternyata, Reggio Emilia adalah nama sebuah kota di Italia Utara yang telah mendapat pengakuan internasional untuk kualitas pendidikan anak usia dini. Tokoh yang paling vokal dalam mengenalkan pendekatan ini adalah Loris Malaguzzi (1920 - 1994). Didasari oleh kebutuhan pendidikan anak yang berkualitas ketika wanita terpaksa mengisi pos-pos pekerjaan ketika angkatan kerja pria berkurang akibat perang, masyarakat Reggio Emilia bekerjasama membuat anak-anak tumbuh dengan pembelajaran langsung (hands-on) berdasarkan tema yang dipilih. Pendidik tidak menyuapi anak dengan materi, namun bertindak sebagai fasilitator yang mendampingi anak dalam mengeksplorasi pengetahuan baru yang ingin mereka kuasai.


CIRI UTAMA PENDEKATAN REGGIO EMILIA

1. Menghargai Anak
Pendidik tidak memaksakan ide, bahkan materi terpusat pada anak.
2. Menjalin Hubungan
Pendekatan REA difokuskan pada jalinan hubungan antara anak dengan keluarga, guru, komunitas, dan masyarakat yang lebih luas.
3. Ratusan Bahasa
Banyak bahasa dapat digunakan anak untuk mengekspresikan diri
4. Waktu
Waktu belajar di REA tidak bergantung pada jam maupun kalender.

BAGAIMANA PRAKTEKNYA?

"Dalam pendekatan Reggio Emilia, anak-anaklah yang memiliki kontrol atas arah belajar mereka. Anak-anak berhak belajar melalui pengalaman langsung dalam menyentuh, bergerak, mendengarkan, melihat, dan mendengar. Anak-anak berhak diberi kesempatan menjalin hubungan yang dekat dengan anak-anak lain. Anak-anak pun harus difasilitasi kesempatan mengekspresikan diri mereka." - Azka Madiha (Mungilmu.com)
Jadi secara singkat, pendekatan REA berpusat pada siswa, memanfaatkan pembelajaran mandiri dan pengalaman langsung, dalam lingkungan yang berorientasi pada relasi. Ide proyek bisa dari mana saja sesuai minat anak. Tema "Batu" saja bisa dikembangkan menjadi kurikulum proyek selama satu tahun. Proyek direncanakan dengan detail dengan dokumentasi dan observasi oleh pendidik. Dokumentasi sangat penting dalam pendekatan REA, karena selain untuk memahami pengalaman anak, dokumentasi juga menjadi cara memfasilitasi komunikasi dan membuat anak merasa dihargai.

Contoh Dokumentasi Pendekatan REA

Untuk mempermudah merencanakan project, dapat digunakan metode Mind Map dengan memperhitungkan 3 komponen: Apa yang anak sudah tahu, Apa yang anak ingin tahu, dan Apa ide pendidik. Contoh yang digunakan adalah project batu.
Contoh Mind Map untuk tema "Batu"

Masih bingung dengan penerapan Pendekatan REA? Saya sarankan untuk mencoba membuat mind map. Pilih 1 tema yang sedang disenangi anak kita, dan ikuti 9 fokus pembelajaran seperti pada contoh: Math, Language, Science, Arts, Physical, Social/Emotional, Community involvement, Social studies dan Family involvement. Boleh juga jika ingin berkreasi dan menambahkan poin lain, misalnya Religion/Belief dan/atau Business. Tidak ada batasan usia anak, saya mencoba membuat mind map topik proyek untuk Nara yang sekarang berusia 1,5 tahun: 
Mind Map Nara dengan tema "Bunga"

Alhamdulilah mind map saya diapresiasi oleh bunda Azka dan sebagai hadiahnya, akan diberi salah satu buku karangannya. Alhamdulilah, can't wait untuk belajar lebih banyak :)

Sumber:
- Kulwap Reggio Emilia oleh Bunda Azka, founder mungilmu.com
- Aneka artikel Reggio Emilia di internet
- Gambar dari google dan diedit untuk mempermudah pemahaman

Komentar

  1. bagus ... terimakasih ilmunya. awalnya saya juga mengira Reggio Emilia adalah nama orang atau tokoh.

    BalasHapus
  2. tulisan pendek yang sangat bermanfaat. terima kasih untuk contoh mengenai mind-map. saya akan coba terapkan ketika menyusun kegiatan harian bersama anak didik di PAUD yang saya kelola.

    BalasHapus

Posting Komentar

Thank you for reading this, your comments means a lot to me. For ASAP answer, you can poke me on my Instagram @vannyerliana :)