Menulis blog, betapa ribetnya

Sudah lama saya tidak menulis di blog. Hanya sesekali menulis ringkasan buku di Goodreads, sebagai referensi jika suatu hari nanti ingin membaca ulang buku di rak pribadi saya.

Bukan, bukan karena saya tidak punya waktu luang, atau jaringan internet yang lambat, seperti yang saya keluhkan. Bukan juga karena hidup saya tidak menarik untuk dituliskan. Bukan karena itu.

Saya hanya punya alasan yang terlalu banyak untuk menunda mulai menulis, konsentrasi yang sangat rendah untuk menyelesaikan sebuah tulisan, serta pemikiran yang terlalu panjang sebelum mem-post hasil tulisan.




Seperti tulisan ini. Mari kita cari root cause permasalahannya. Kita bagi periode menjadi sebelum, saat, dan sesudah menulis. Nah loh, baru mulai aja udah ribet.

Sebelum menulis
Untuk mendatangkan mood dalam menulis, kita perlu ritual. Saya harus menyiapkan secangkir kopi panas untuk teman menulis. Kemudian memilih-milih lagu di playlist, yang akhirnya jatuhnya juga itu-itu juga (kalau bukan Coldplay, ya John Mayer, I'm so cliche). Kemudian menyalakan laptop, memasang charge, mouse, alas mouse, dan modem. Total waktu: min 10 menit. Alangkat ribetnya.

Saat menulis
Entah sudah berapa kali saya menghapus kalimat pertamanya. Setelah belasan kali dihapus, butuh waktu lama untuk melanjutkan ke paragraf berikutnya. Banyak sekali distraksi. Seperti tiba-tiba ingin mendengarkan Heart of Life nya John Mayer. Mulai menulis 1 kalimat, dihapus (ulang 5x). Kemudian tiba-tiba ingin cari lirik Heart of Life, berakhir baca2 email, dan buka page Goodreads teman. Another 15 minutes has gone. Kemudian terpikir untuk menaruh quotes tentang menulis diawal tulisan. Googling tentang writing quotes. 10 menit berlalu, memutuskan untuk tidak jadi. Kemudian edit paragraf pertama lagi. Udah agak bagusan dikit, pengen liat video klip True Love-nya Coldplay di Youtube. Yaolohhhhhhh...

Setelah menulis
Setelah baca-edit-baca-edit tiada henti. Tibalah saatnya untuk memutuskan, apakah tulisan akan di-save as draft, di-post, ataukah di-delete. Untuk kali ini, saya putuskan untuk di-post saja. Supaya tidak semakin memenuhi draft (yang sudah 22 post-padahal sudah saya hapus2 dan terbitkan beberapa).

Ternyata root cause ini Masif, Terstruktur, dan Sistemik. Dalam waktu yang singkat, harus segera kita pecahkan permasalahan ini! Dukung saya ya!

----

Tadi berdiskusi dengan teman yang meski sudah seumuran ini dan di era ini, masih konstan menulis di blog. Saya kagum sekali. Kata dia, kuncinya sih, tulis aja, nggak usah terlalu dipikir. Yak, mari kita coba. Untuk tahap awal, mari kita targetkan kontinuitas, yang berarti dinilai dari segi kuantitas. Mohon maaf jika beberapa postingan berikutnya kualitasnya lebih rendah dari biasanya (meski biasanya juga tidak berkualitas). Doakan supaya niat menulis di blognya istiqomah.. Supaya selanjutnya bisa naik pangkat jadi penulis Kompasiana, atau kalau beruntung bisa jadi kolumnis di koran (belum mulai post selanjutnya aja mikirnya udah ribet). Ciao Bella, I feel free!

Komentar