Cerita Kelahiran Si Tole (1) - Ganti Dokter dan Bukaan Awal

Jumat, 22 April 2016
Bangun-bangun ada flek dikit dan kontraksi datang lumayan sering. Tapi kontraksinya nggak sakit sama sekali, cuma kencang2 aja seperti kemarin malam.

Dokter Keluar Negeri
Besok tepat usia kehamilan 40 week dan kontrol rutin ke SpOg. Sebagai peserta BPJS, hari ini rencana untuk ke faskes tingkat 1 untuk ambil surat rujukan ke SpOg besok. Bagaikan petir di siang bolong, susternya ngabarin kalau Dr Hermono, satu-satunya Obgyn yang kudatangi selama hamil, masih di luar negeri dan baru masuk Senin.

Lalu aku melahirkan dibantu siapa????



Kata bidan, pengganti dokter Hermono dokter muda-muda. Panik dong aku sama suami, secara anak pertama dan selama ini sudah yakin dan cocok banget sama Obgyn kita. Kemudian disarankan untuk ke Dr Zainul yang kebetulan praktek di RSPG sore ini, kata bidan, beliau dokter senior. Karena nggak ada pilihan lain (takutnya si anak brojol besok karena kontraksi makin sering dan flek), mintalah kita rujukan ke Dr Zainul.

Ternyata Sudah Bukaan 2
Karena baru daftar siang, kita dapat giliran sekitar magrib. Setelah dicek, BB bayi antara 3 - 3 kg, posisi bagus, namun air ketuban sedikit. Setelah VT atau cek dalam, yang ternyata nggak sesakit yang kubayangkan, kata dokter sudah bukaan 2 tipis dan harus segera masuk RS supaya mudah diobservasi. Perkiraan lahir subuh. Uwow, the game is on!

Awal di Rumah Sakit
Karena ini adalah saat-saat terakhir kami berdua, meski disuruh segera masuk, kami nekat dinner dulu di resto yang agak bagusan. Setelah itu, kami pulang dan saya menyempatkan untuk mandi keramas, supaya rileks dan segar :) Sampai di RS jam 9 malam. Rencananya kami mau menetapkan nama malam ini. Tapi ternyata kontraksi lumayan intens, sudah setiap 5 menit, perut terasa sangat kencang, dan agak mulas. Tapi karena sudah membiasakan diri latihan nafas seminggu terakhir (ambil nafas panjang pelan lewat hidung, hembuskan perlahan lewat mulut dengan mengerucutkan mulut), jadi sakitnya tidak terlalu terasa. Saya pikir: enak juga nih kalau sakitnya segini terus. Namun makin lama semakin mulas, jadi gagal deh memutuskan nama. Akhirnya saya mencoba tidur untuk menyimpan tenaga dan suami membereskan kerjaannya supaya ketika lahiran kami bisa benar-benar fokus untuk bayi. Orangtua dan adik saya sempat datang menjenguk, namun karena bukaan masih 2 dan kontraksi ringan jadi saya menyuruh mereka datang pagi saja supaya semua bisa sama-sama istirahat.

Menjelang Tengah Malam
Mulasnya makin terasa dan saya benar-benar tidak bisa tidur karena sibuk mengatur nafas supaya tidak terlalu sakit. Beberapa kali ada kontraksi yang sangat sakit sehingga suami mulai khawatir dan menyarankan memanggil bidan lebih cepat (jadwal visitnya jam 1). Saya menahannya, mungkin saya lebih butuh bidan nanti di bukaan yang lebih besar. Meski masih bukaan awal, tapi sakitnya sudah lumayan dan selang waktunya makin sering. Sebagai gambaran, untuk ke kamar mandi saja saya kontraksi 2 kali: ketika di kloset dan ketika jalan balik, jadi ditengah2 jalan menuju kasur saya jalan merangkak karena sakit kontraksi :) Oiya, meski bidan menyarankan untuk "menikmati" kontraksi diatas kasur, saya lebih prefer untuk merangkak atau meletakkan kaki di lantai dan bersandar di ranjang (kebayang kan maksudnya?), rasanya lebih "lepas" dengan posisi seperti itu. Suami juga bisa meringankan sakit dengan memijat2 punggung bawah :)

to be continued

Komentar