Cerita Kelahiran Si Tole (3) - Saat Persalinan

Sabtu subuh, 23 April 2016

Dokter, Cepatlah Datang!
Ketika sakit makin intens, sekali lagi aku dicek VT dan sudah bukaan 9! Karena dokter belum datang, aku disuruh untuk "menahan" bukaan. Caranya dengan menghadap ke kiri, kaki lurus, dan berpegangan pada suami. Jika ada kontraksi, jangan mengejan, tahan. Bayangkan kamu sudah kebelet pup dengan intensitas yang sangat tinggi, tapi nggak boleh ngejan. Seperti itulah ketidaknyamanannya.

Setelah entah berapa puluh kali menahan, dokter pun datang. Begitu datang, aku disuruh langsung telentang, kaki diangkat, dan tangan memeluk paha - pose mengejan seperti yang diajarkan saat senam hamil. Aku pun mempraktekkan teori yang kutahu dengan penuh semangat. Tapi dokter memupuskan semangatku dengan berkata: "koq gitu sih ngejan, bukan gituuuuu...". Lho, ya gimana dok tolong diajari, saya kan belum pernah melahirkan (sempet2nya ngomel). Ternyata, mengejan bayi lahir itu bukan lewat vagina, saudara-saudara, tetapi seperti kita mengejan saat buang air besar (BAB)! Wow, ini info yang sangat baru!

Mengejan pun hanya ketika perut terasa mulas. Dalam 1 kali mulas, aku bisa mengejan sekitar 3 kali. Tapi nggak ada perubahan, si tole nggak keluar-keluar padahal aku sudah mulai kehabisan tenaga. Bidan dan dokter juga membantu merangsang rasa mulas dengan menggelitik perutku.



Saat-saat Genting
Tiba-tiba, rasa mulas itu hilang! Dokter langsung menyuruh bidan untuk cek denyut jantung bayi. Setelah beberapa waktu yang terasa sangat lama, bidan pun panik dan berkata: dokter, denyut jantung bayi tidak ketemu! Hati saya langsung mencelos dan ingin nangis rasanya. Mengutuk diri sendiri karena tidak becus mengejan dan tole nggak keluar-keluar. Untungnya dokter dengan tenang mengambil alih alat dan berkata: ada, tapi mulai melemah, harus segera lahir! Dan memerintahkan 3 bidan yang ada untuk mengambil beberapa alat. Yang kuingat, aku dipasangi oksigen agar kuat mengejan, kemudian disuntik di bagian paha, dan dimasukkan semacam selang ke vagina. Tiba-tiba rasa mulas kembali datang, dan kali ini, entah dapat kekuatan dari mana, aku mengejan sangat kuat dan panjang sampai kata susternya: ibu jangan lupa bernafas, itu dihirup oksigennya! Ah peduli amat dengan aku, yang penting ini tole segera keluar.

Setelah sekitar 3 kali mengejan panjang dan kuat, tole akhirnya keluar.. Plong rasanya. Sempat deg-degan karena ada jeda beberapa detik sampai dia menangis, tapi alhamdulilah tangisannya kencang dan lama. Toleku sudah lahir! Tak lama kemudian, dokter menekan-nekan perutku dan terasa mulas, tapi kali ini aku dilarang mengejan dan dilarang mengangkat pantat. Kemudian terasa ada yang keluar, seperti saat tole keluar namun ini lebih lembut. Ternyata itu yang dinamakan plasenta. Alhamdulilah tidak ada perlengketan plasenta, dan rahimku mengkerut sebagaimana mestinya. Jadi tidak ada pendarahan - yang dikhawatirkan Obgyn sebelumnya ketika tahu Hb ku rendah :)

to be continued

Komentar