Raising a Child: A Lifetime Journey

My Motivation to keep learning

Meskipun saat sekolah saya bukan murid yang rajin maupun murid yang sangat pintar, namun saya sangat mencintai proses belajar. Setelah menjadi ibu, ada 1 topik yang ingin sekali kuasai dan saya sangat semangat untuk mempelajarinya, yaitu ilmu membesarkan anak. Sejak hamil dan anak saya sekarang berusia 9 bulan, saya merasa sudah belajar banyak sekali tentang cara membesarkan anak, tapi saya tetap merasa belum tahu apa-apa.

Tidak ada Remidi, Tidak boleh Gagal
Saat hamil, saya banyak membaca tentang perkembangan kehamilan dari minggu ke minggu. Alhamdulilah saya juga mendapat dokter spesialis kandungan yang sesuai dengan karakter saya dan suami: dokter yang tenang dan sangat detail saat memberi penjelasan. Kami suka datang ketika malam, ketika pasien sudah sepi, agar bisa bertanya banyak hal dengan dokter. Mempelajari tentang kehamilan tidak cukup dari buku dan dari cerita orang, banyak hal yang ternyata hanya mitos, dan kami sangat berterimakasih kepada Dr Harmono, SpOg yang dengan sabar menjelaskan dengan kami banyak hal: mengapa jantung hanya terbagi 3 ruang (karena sekat baru muncul di akhir kehamilan), mengapa kepala anak sangat besar dan tidak sebanding dengan badannya (karena di 3 bulan pertama, otak yang berkembang sangat pesat, makin tua usia kandungan, bentuknya akan semakin proporsional), dan banyaaaak sekali hal lain (saya jadi ingin membahasnya dalam postingan terpisah). Itu baru perkembangan janin dalam perut, belum lagi nutrisi yang diperlukan, stimulus yang sebaiknya diberikan, cara melahirkan bebas trauma, dan lain sebagainya.

Setelah anak lahir, saya belum bisa berhenti belajar, dan malah harus belajar lebih banyak lagi. Cara mengganti popok, memandikan, menyendawakan, memberikan stimulasi sesuai usia, memperhatikan tumbuh kembangnya (tinggi, berat, lingkar kepala, motorik halus, motorik kasar, kemampuan sosialisasi, dll) setiap bulan, frekuensi BAK dan BAB, perlu tidaknya suplemen tambahan, dan lain sebagainya. Ketika Nara sudah mulai makan? Jangan ditanya berapa paper dan artikel yang saya baca hanya untuk menentukan metode MPASI seperti apa yang akan saya gunakan.

Kesimpulan saya, semakin besar anak, maka harus semakin banyak belajar. Berbeda dengan kuliahan, untuk “mata pelajaran” cara membesarkan anak ini, saya tidak boleh gagal. Karena tidak seperti perkuliahan yang dapat diulang ketika tidak lulus, saya tidak bisa mengulang jika saya gagal dalam membesarkan anak.

Membiasakan membaca sejak dini (Nara 3 bulan)

Belajar dari segala sumber
Saya suka membaca, dan sumber pengetahuan utama saya adalah dengan membaca. Namun tentu saya harus pandai dalam memilah bacaan saya, karena kesehatan adalah salah satu bidang ilmu yang paling banyak menghasilkan artikel palsu/hoax. Jika bacaan itu didapatkan dari online, saya akan mencari paper terbitan IDAI, Dinkes, WHO, atau sumber lain yang memang berwenang mengeluarkannya sehingga kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan. Jika ada waktu luang, saya ingin membaca lebih banyak buku cetak: tentang parenting, nutrisi, dan psikologi anak.
Selain membaca, mengikuti komunitas juga saya rasakan banyak manfaatnya. Grup Facebook AIMI Jawa Timur, Exclusive Pumping Mama, dan Homemade Healthy Baby Food telah banyak membantu saya 9 bulan terakhir. Kedepannya saya ingin lebih banyak menimba ilmu dari Komunitas Ibu Profesional asuhan bu Septi Peni Wulandari, yang banyak membagi informasi tentang bagaimana menjadi ibu yang profesional. Saya juga terus mencari komunitas lain yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter saya.

Untuk pembelajaran yang lebih santai, saya ingin terus memanfaatkan media sosial. Misalnya, saya suka melihat Instagram Retno Hening dan bagaimana dia berkomunikasi dengan anaknya, Kirana. Inspirasi tentang mainan anak handmade saya dapatkan dari Pinterest ataupun Montessori. Selain itu, beberapa channel Youtube juga membantu mendapatkan pengetahuan bermutu, misalnya Youtube Dr Tiwi, tapi saya belum pernah melihatnya. 2 minggu terakhir saya berhasil men-sleep training Nara. Biasanya dia tidur jam 12 malam, akhir-akhir ini dia tidur sekitar jam 8 malam. Itu berarti, saya punya waktu sangat banyak untuk belajar.

Berdiskusi dengan orang yang kompeten juga saya sering lakukan dan berharap untuk terus melakukan. Saya suka berdiskusi dengan teman atau mertua yang apoteker mengenai suplemen dan nutrisi yang dibutuhkan Nara. DSA Nara juga memiliki S2 di bidang Bio Medik sehingga saya mempercayai dia untuk bertanya.

Kedepannya, saya berencana untuk mengambil S2. Dengan mempertimbangkan adanya Nara, saya ingin mengambil S2 di Negara Skandinavia, Australia, ataupun New Zealand. Negara-negara ini dikenal memiliki sistem pendidikan dan pengasuhan anak yang terbaik. Saya ingin belajar lebih baik tentang ini. Suami dan orangtua saya sangat mendukung keinginan saya ini, karena menurut mereka, anak akan dibesarkan secara optimal oleh orangtua yang berwawasan luas. Semoga keinginan saya ini dapat segera terwujud.

Yang ingin saya perbaiki
Dalam mempelajari sesuatu, terkadang saya meremehkan ilmu yang disodorkan, atau merasa sudah lebih pintar. Saya ingin belajar untuk mengosongkan otak sejenak supaya dapat menyerap ilmu lebih banyak. Kemudian saya adalah orang yang pelupa. Tidak lama setelah belajar, saya suka lupa akan detailnya. Maka dari itu, saya ingin lebih banyak berdiskusi tentang hal yang saya pelajari, kemudian menuliskan kesimpulannya. Saya ingin mengupdate blog ini, sehingga ketika nanti saya ragu, atau saya memiliki anak kedua, saya tidak “reinventing the wheels”, atau menghabiskan waktu untuk mempelajari hal yang sebetulnya telah saya kuasai sejak lama. Selain itu, saya adalah orang yang malas dan angin-anginan. Suatu ketika saya sangat semangat belajar sehingga dapat melahap banyak paper dalam sehari, namun kali lain, saya menghabiskan waktu luang saya hanya untuk tidur. Semoga saya bisa menjadi lebih rajin sehingga dapat belajar lebih banyak.

Komentar