Semua Anak adalah Bintang - Merefleksikan Materi ke-7 kelas Bunda Sayang IIP

Semua anak adalah bintang, mereka membawa kelebihannya masing-masing semenjak mereka lahir. Tapi seringkali kita sebagai orangtua suka membanding-bandingkannya dengan anak lainnya. Tidak kita sadari, kita justru meredupkan bintangnya dan membuatnya menjadi anak rata-rata. Dalam Materi ke-7 Bunda sayang ini, kita diajak menyelami maksud "Semua Anak adalah Bintang":



Bandingkanlah Anak-Anak Kita Dengan Dirinya Sendiri, Bukan Dengan Anak Orang Lain
Seharusnya yang kita bandingkan adalah perkembangan anak kita selama periode tertentu. Saya pun merefleksikan hal ini ke Nara. Misal di usia 15 bulan Nara mulai bisa mengucapkan 10 kata, maka sekarang, berapa kata yang dia ucapkan? Apa yang bisa kami sebagai orangtua bantu untuk mensupport kemampuan bahasanya?

Membuat Gunung, Bukan Meratakan Lembah
Cerita ini sudah sering kita dengar. Jika kepandaian ikan dinilai dari kemampuannya terbang, tentu ikan akan terlihat sangat bodoh, dan hal ini tidak adil. Berbeda halnya jika ikan dinilai dari kemampuannya berenang dan terus menerus dioptimalkan kemampuan renangnya.

Filosofi ini jika diibaratkan ke anak, anak yang suka melukis namun dipaksa untuk melejitkan nilai matematikanya, lama kelamaan akan menjadi anak yang rata-rata. Kita berusaha meratakan lembah. Seharusnya kita sebagai orangtua memfasilitasi bakat melukisnya, atau istilahnya, meninggikan gunungnya.

Saya kurang setuju dengan hal ini. Menurut saya, anak tetap harus menguasai beberapa hal yang tidak disukainya, jika itu penting untuk survival skill nya didalam kehidupan. Apalagi jika anak masih kecil, lebih mudah untuk mencari cara meminimalisir kelemahannya. Misalnya anak kita sangat pemalu dan takut bertemu orang baru. Kita justru jangan menutup mata dan berpendapat "dia memang sifatnya seperti itu", karena dimasa depan, kemampuan berkomunikasi (menurut saya) adalah salah satu kemampuan dasar untuk sukses disemua bidang. Kita harus mencari cara mengatasi rasa takutnya. Misalnya dengan sering mengajaknya bertemu keluarga dan orang baru, memintanya bercerita atau mendongeng, merekam videonya dan menunjukkannya padanya, dan sebagainya. Tapi tentu, saya tidak akan mengharapkannya untuk menang lomba pidato, misalnya.

Enjoy, Easy, Excellent, Earn
Tugas kita sebagai orangtua adalah memandu anak untuk dapat menemukan "dirinya" dengan aktivitas yang memperkaya wawasan, gagasan, dan aktivitas. Harapannya, anak akan menemukan aktivitas yang dinikmati (Enjoy), terasa mudah meski sebenarnya berat (Easy), menjadi hebat di bidang tersebut (Excellent), dan akhirnya membuatnya produktif/dapat menghasilkan (Earn).

Menurut saya ini konsep yang sangat bagus. Menyukai sebuah aktivitas saja tidak cukup. Di masa depan, kita harus memiliki hal spesifik yang kita kuasai dan dapat me-monetizenya. Jangan sampai kita menganut "You Only Live Once" (YOLO), sehingga hanya fokus melakukan hal-hal yang kita sukai, namun di masa depan kita menderita.

Allah Tidak Pernah Membuat Produk Gagal
Tidak ada anak yang bodoh, yang ada hanya mereka yang tidak mendapatkan kesempatan belajar dari orangtua/guru yang baik. Maka kita tidak boleh putus asa untuk terus membersamai anak dalam menemukan metode belajar dan mengembangkan potensinya.

Jadi, Apa yang Harus Saya Lakukan?
Dalam tantangan ke-6 ini, kami harus mengamati dan membersamai anak dalam 10 hari untuk mencari aktivitas yang disukai, kekuatan anak, dan membantunya membuat proyek terkait hal tersebut.

Semoga saya bisa terus membersamai Nara dan lebih mengenal dirinya melalui tantangan ke-6 ini. Wish me luck!

#Semua anak adalah bintang
#IIP
#Bunda sayang

Sumber:
Materi ke-7 kelas Bunda Sayang IIP

Komentar