Kunjungan Kedua ke Dokter Kandungan


22 September 2015

Di Kunjungan kedua ini, aku memastikan kalau ditemani suami. Dengan hasil googling yang menambah ketakutan, eh enggak ding, menambah pengetahuan, expert opinion dari SpOg tetaplah yang utama. Oh iya, selama hamil ini aku nggak pernah pindah ke lain dokter, sudah terlanjur cocok dan ....... buat anak koq coba-coba :)

Setelah melihat catatan kunjungan sebelumnya, dokter langsung melaksanakan USG. Aku nggak berani lihat layar monitor, takut hasilnya nggak sesuai ekspektasi. Tapi dokternya dengan cepat berucap "Selamat ya Pak dan Bu, sudah resmi hamil nih, itu sudah terlihat embrionya". Alhamdulilahhhh...

Penampakan Embiro yang dinanti-nanti

Nah dari hasil USG, terlihat kalau panjang janin sudah sekitar 2,06 cm, dan normal untuk usia itu. Janin merupakan janin tunggal (yaaah nggak dapet anak kembar) dan denyut nadinya pun sudah terdeteksi :) Nggak bisa berhenti untuk bilang alhamdulilah dan mengabarkan berita gembira ini ke orang-orang terdekat. Juga ke atasan di kantor, supaya dapat dispensasi kalau ada tugas keluar kota yang butuh naik pesawat.

Nah info-info penting lain yang aku tanyakan ke dokter:
1. Tes TORCH, perlukah?
Kata dokter, tes ini tidak tercover oleh asuransi perusahaan dan lumayan mahal (sekitar 1,7 juta). Sebenarnya kalau kehamilannya tidak bermasalah dan kondisi tubuh terjaga, tidak perlu khawatir karena peluang terserang sangat kecil. Kecuali memang sudah ada gejala diawal, baru direkomendasikan untuk tes. Ketika tes darah, akan dicek IgG (Immunoglobulin G) untuk memeriksa apakah pasien pernah terinfeksi virus tsb di masa lalu, dan IgM (Immunoglobulin M) untuk memeriksa apakah saat ini si pasien terinfeksi virus tersebut. Khusus untuk Rubella, justru bagus jika pernah terserang di masa lalu, karena tubuh telah membentuk antibodi untuk melawan, sehingga jika kondisi tubuh bagus, efeknya hanya demam. Saya dan suami lebih tenang dan memutuskan untuk menghilangkan TORCH dari daftar kekhawatiran kami (saya ding maksudnya) :)

2. Pantangan Makanan saat Hamil
Dokter kandungan saya tidak terlalu strict dalam hal ini, namun beliau mengingatkan untuk tidak mengkonsumsi:
a. Makanan mentah atau setengah matang
Contohnya daging medium rare, sushi/sashimi yang mengandung ikan mentah atau telur setengah matang. Ini untuk mencegah terkena virus toksoplasma ataupun bakteri e-coli. Makanan seperti sate juga perlu diwaspadai karena terkadang, untuk sate berdaging tebal, bagian tengah tidak termasak sempurna.

b. Susu yang tidak terpasteurisasi dan bukan UHT
Kalau susu kotak di supermarket sih insya allah aman, tapi perlu dihindari susu segar yang hanya dimasak dengan direbus saja atau benar-benar segar. Ini untuk mencegah kontaminasi bakteri listeria.

c. Kerang dan ikan berbadan besar
Karena saya tinggal di Gresik yang merupakan daerah industri, kontaminasi merkuri di seafood perlu diwaspadai. Kerang mengandung merkuri sangat banyak, dan ikan berbadan besar mengakumulasi merkuri di dalam tubuhnya karena dia hidup lebih lama dan mengkonsumsi ikan-ikan kecil yang terkontaminasi merkuri. Better safe than sorry.

d. Alkohol
Ini dapat mempengaruhi perkembangan otak janin, dan belum ada penelitian valid yang menyebutkan kadar berbahaya alkohol. Jadi lebih baik dihindari sepenuhnya.

Untuk makanan lain, dokter menyatakan boleh dimakan asal tidak berlebihan. Misalnya nanas, durian, nangka, kambing, dll yang menurut mitos akan membuat perut "panas". Aku sesekali juga makan makanan ini dalam jumlah sewajarnya dan alhamdulilah tidak ada masalah. Tapi seperti yang ditekankan dokter, kondisi setiap orang berbeda-beda, jadi lebih baik kita waspada.

Belajar banyak lagi deh di kunjungan kali ini :)

Komentar