Saat melihat Gallery, saya terpaku pada beberapa foto yang menangkap father-and-son momen antara Nara dan papanya. Saya sangat bersyukur Nanda sangat terlibat dalam pengasuhan Nara, dan meskipun kerja saat ini menggunakan sistem 9 hari di Jakarta dan 5 hari di Gresik, namun Nara sangat dekat dengan papanya :)
Ikut Merasakan Capeknya Menjadi Ibu
Kayaknya Papa Nara lebih capek dari Mamanya yg baru melahirkan :)
Setelah melahirkan, kita dapat sejenak beristirahat. Namun bagi ayah, tidak ada kata istirahat. Nanda harus mengurus ari-ari Nara (membawa kerumah, mencuci dan menguburkannya), menerima tamu-tamu dari pihak keluarga yang datang, membalas banyak telpon atau pesan dari keluarga dan teman - sementara saya asyik ber-IMD (Inisiasi menyusui dini) dengan anak kami. Setelah itu pun, Nanda masih memegang peranan penting, karena jahitan masih sakit untuk dipakai jalan, maka tugas mengangkat Nara dari box (kemudian diserahkan ke saya untuk disusui), mensendawakan Nara, menidurkan Nara kembali, dan menaruhnya kedalam box selama 3 hari pertama adalah tugasnya.
Siaga (Siap Antar Jaga)
Pertama kali ambil darah, saya nggak tega :(
Di minggu pertama Nara, pernah ada darah di kencingnya sehingga harus beberapa kali kontrol kerumah sakit. Bayangkan, di usianya yang belum seminggu, anak sekecil itu harus disuntik untuk mengambil darah. Saya tidak sanggup untuk memegangnya, maka papa Nara lah yang mengambil alih peran untuk memegangi dan menenangkan Nara setelah disuntik.
Menemani Anak Tidur
Kalau tidur mukanya mirip ya?
Nara adalah tipe anak yang mudah sekali terbangun, bahkan sampai dia umur 9 bulan (saat saya menulis artikel ini). Setelah kami observasi, dia dapat tidur lama apabila ada orang disampingnya yang ikut berbaring. Maka ketika Nara mulai tidur, saya bergantian dengan suami untuk berbaring disebelahnya. Saya sangat terbantu karena ada waktu bebas untuk mandi atau makan. Sudah menjadi rahasia umum kalau bayi baru lahir pola tidurnya sangat berantakan. Sekarang pun, meski Nara sudah tidur jam 8 malam, jika ada suami yang ikut berbaring disebelahnya, barulah dia bisa pulas. Kalau dibiarkan sendirian? Tidak sampai 1 jam dia sudah terbangun :)
Membantu mengasuh, supaya saya ada waktu untuk diri sendiri
Membantu mengasuh Nara saat kami makan diluar
Betapapun senangnya merawat sendiri anak kita, tentu ada saat-saat dimana kita "fed up" dan ingin berhenti sejenak menikmati "me time". Dirumah, jika Nara sedang full energinya, Nanda betah sekali bermain bersamanya, bahkan ikut ngobrol dan dengerin Nara ngoceh (FYI Nara ini meski cowok tapi bawel juga). Begitupun juga saat kita makan diluar, busui selalu diberi kesempatan untuk makan duluan, sementara Nara melihat sekeliling bersama papanya. Kadang kasihan dengan suami karena makanannya terkadang sudah dingin saat saya selesai makan (padahal sudah makan dengan kecepatan tinggi, apa daya busui memang makannya buanyaaakkk), tapi ini demi Nara juga, karena habis makan banyak biasanya pabrik ASI berproduksi lebih, hehehe
Pada intinya, mengasuh dan mendidik anak bukanlah tugas ibu semata. Porsi ayah dalam hal ini juga sama pentingnya. Banyak penelitian menyebutkan bahwa anak yang lebih dekat dengan ayahnya memiliki rasa percaya diri dan kecerdasan lebih tinggi. Berada jauh dari anak juga bukan alasan untuk lepas tangan sepenuhnya tentang pengasuhan dan pendidikan anak. Meski sedang berada diluar kota, tapi suami tetap mendapatkan update tentang perkembangan anak, dan juga dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Karena kan, keputusan memiliki anak juga dari kedua belah pihak, tentu untuk membesarkannya butuh peran keduanya :)
Komentar
Posting Komentar
Thank you for reading this, your comments means a lot to me. For ASAP answer, you can poke me on my Instagram @vannyerliana :)