"I've been loving you just a little too long to stop now
No, no, please don't make me stop now
No, please no, I don't wanna stop now
I'll lose my mind"
(Seal - I've been loving you too long)
Aku menoleh keluar. Biasan lampu terpancar dari kemacetan Jakarta ditengah hujan.
“Belum sayang, kamu belum bisa pulang. Diluar hujan. Macet. Lebih baik disini, menemaniku mengobrol”. Ujarnya sambil menghisap rokok kretek kesayangannya.
Aku menghela nafas. Aku sudah bilang berkali-kali, rokok tidak baik untuk kesehatannya. Dan aku benci rokok. “Tapi ini membantuku untuk tenang”, katamu. Ah dan perdebatan yang tidak kunjung berakhir lagi. Sudahlah. Aku sudah lelah.
“Kenapa kamu terlihat lelah sekali hari ini? Kerjaan di kantor sedang padat?”. Ujarnya mencoba mencari topik pembicaraan.
Aku mengangguk. Menatap layar BB meski tidak ada pesan yang masuk. Berpura-pura mengetik, mengirim pesan kepada diriku sendiri. Berusaha terlihat sibuk.
“Kapan terakhir kita bertemu? Kamu sudah berubah. Makin menarik. Menyesal rasanya mengapa aku tidak menyadarinya dari dulu.”
Oh tidak, jangan, tolong jangan bawa-bawa lagi kenangan masa lalu itu.
“Bau parfummu masih sama. Sama dengan parfum yang kubelikan untuk hadiah ultahmu tiga tahun yang lalu. Kamu masih tidak bisa melupakanku ya?” Matanya mengedip, ah dia tetap sama, gemar menggoda.
“Terkadang sebelum tidur, aku seperti melihat kamu tidur disebelahku. Pemandangan yang selama sepuluh tahun kita pacaran, kuharap akan kulihat setiap malam.”
“Aku sering diam-diam melihat foto-foto kenangan kita di laptop. Aku masih sering bertanya-tanya mengapa kita tidak jadi bersama.”
Karena. Kamu. Memutuskan. Aku. Jelas. Kan?
Ingin sekali aku menamparnya, menyiramkan orange juice ini di kepalanya. Agar dingin. Agar dia tahu perasaanku yang sebenarnya. Hatiku sudah beku.
Aku tak tahan lagi, kuambil tas ku, aku keluar menembus hujan Jakarta. Aku tak bisa membedakan lagi, mana air mata, mana air hujan. Semua melebur menjadi satu. Mengaburkan pandanganku.
Sebuah tangan hangat menggenggamku. Menarikku kedalam pelukannya.
“Maaf.....”
Pelukan ini... Rasanya sama seperti dulu.
“Maaf karena terlalu takut untuk tidak membahagiakanmu. Maaf aku tidak mengerti kesedihanmu. Maaf karena telah menungguku terlalu lama. Maaf telah mengecewakanmu.”
Aku ingin mengatakan, “Menikahlah denganku. Sudahilah penantian panjangku.”
Bunyi klakson mobil memecahkan konsentrasiku.
Tubuhku gemetar ketika mengucapkannya,
“Semua sudah terlanjur. Pulanglah, dan sayangi istrimu.”
Aku melepaskan pelukannya.
Aku berjalan pulang dengan langkah pasti.
Dia tidak mengejar. Seperti dulu, dia tidak pernah berusaha mengejarku.
"When you love someone, just be brave to say,
that you want him, to be with you
When you hold your love, don't ever let him go
or you will lose your chance,
to make your dream come true"
(Endah N Rhesa - When you love someone)
Naaahhh looo.
BalasHapusVanny, cowo di tulisan ini siapa ya? Kayanya aku tau.... Ehm..Ehm.. Hihihihi :p
What??
BalasHapusKrn kaget, aku baca lagi post nya.
Hahahaha mungkin banget ya terjadi di dunia nyata :D
Tapi enggak koq kit, ini pure fiksi, maaf mengecewakanmu :D
keep writing BV...aku selalu baca updatean mu ^^
BalasHapus-dari mantan teman 1 kamar mandi ;)
weh, buatanmu van?
BalasHapussooo niiicceeee~ *berasaiklansosis*
Hehehe, makasi Diana, makasi kak Ilma :)
BalasHapus