"Lewat sudah..
Tiga hari tuk slamanya.
Dan kekallah,
Detik-detik di dalamnya..
Langit biru,
Setia liku jalan itu.
Akan slalu,
Melukiskan kisah itu"
Lagu ini selalu terngiang ketika saya mengingat kembali 4 hari 3 malam perjalanan kami ke Belitung, 6-9 Juni kemarin. Tidaklah berlebihan untuk memberi judul perjalanan ini "3 hari untuk Selamanya" - seperti judul lagu Float ini. Selain travel buddy yang asyik, pemandangan Belitung yang indah, itinerary perjalanan yang melebihi estimasi, serta supir yang berkemampuan menjadi tour guide menjadi pelengkap kisah ini. Saking banyaknya tempat yang kami kunjungi, saya membagi post tentang perjalanan ini menjadi 3 bagian, 1 post menggambarkan 1 hari di Belitung. Enjoy! :)
Hari kamis, sekitar jam 12 siang, kami sampai di Belitung dan bertemu Pak Abu, driver kami 4 hari kedepan. Kami memutuskan untuk menyewa mobil + driver selama di Belitung mengingat ongkos yang secara signifikan lebih murah ditambah dengan itenary perjalanan kami yg seabrek dan tidak ada travel agent (atau setidaknya untuk tanggal tersebut) yang memenuhi semuanya. Dan ternyata, menyewa mobil+supir adalah keputusan yang sangat tepat untuk menjelajah Belitung!
Hari pertama ini, kami habiskan untuk menjelajah Belitung Timur. Setelah check in di hotel Martani (hotel kami di Tanjung Pandan, dengan rate sekitar 150ribu per malam), kami langsung bertolak menuju Pantai Penyabong, Belitung Selatan. Sekitar pukul 2 siang, kami tiba di Pantai dan langsung menyantap hidangan pantai yang direkomendasikan oleh Pak Abu:
Pasir di pantai Penyabong yang pertama kami datangi ini memiliki tekstur yang unik. Pasir yang hitam, jika diinjak, terasa seperti sabut kelapa yang halus, teksturnya lucu, belum pernah kami merasakan tekstur pasir seperti ini. Pasir yang putih, halus sekali. Biasanya di pasir ada bebatuan atau sisa-sisa kerang. Herannya disini tidak ada. Kami pun menghabiskan waktu untuk merasakan tekstur pasir dan berjalan-jalan dengan kagum. Indah sekali!
Kemudian kami berjalan di pantai yang tak jauh dari pantai yang pertama ini. Menaiki bukit yang keseluruhannya terbuat dari batu.
No city restaurants can beat the freshness of these magnificent seafood
Kepiting disini mudah dimakan karena cangkangnya cukup lunak. Tidak selunak kepiting soka sehingga bisa dimakan bersama cangkangnya, namun kita cukup menggunakan gigi untuk membuka cangkangnya. Tidak perlu repot! Daun yang digunakan pun (katanya) merupakan daun khusus yg hanya ada di Belitung dan bnyk dipakai sebagai pembungkus makanan, yang memberikan tambahan kenikmatan untuk penikmatnya. Kembali ke kepiting. Saya sarankan dimasak memakai bumbu kare yg agak pedas, karena menurut kami, kepiting ini pas sekali dimasak begitu. Dua kelebihan lagi, kepitingnya ada telurnya! Dan harganya hanya 60 ribu sekilo (dapat 4, cukup untuk kami berempat+ Pak Abu) :) Ikan dan cumi nya pun tak kalah enak. Ikannya diasapi, bukan dibakar, sehingga dagingnya pun punya aroma sendiri, Cuminya segar dan kenyal, namun enak dikunyah.
Setelah puas makan (sangat puas malah), kami menuju ke Pantai. Ada 2 pantai dengan tekstur yang berbeda di daerah ini:
First impression about Belitung: Pantainya bagus!
Pasir di pantai Penyabong yang pertama kami datangi ini memiliki tekstur yang unik. Pasir yang hitam, jika diinjak, terasa seperti sabut kelapa yang halus, teksturnya lucu, belum pernah kami merasakan tekstur pasir seperti ini. Pasir yang putih, halus sekali. Biasanya di pasir ada bebatuan atau sisa-sisa kerang. Herannya disini tidak ada. Kami pun menghabiskan waktu untuk merasakan tekstur pasir dan berjalan-jalan dengan kagum. Indah sekali!
Kemudian kami berjalan di pantai yang tak jauh dari pantai yang pertama ini. Menaiki bukit yang keseluruhannya terbuat dari batu.
Dimana lagi akan menemukan pemandangan seperti ini?
Setelah sangat puas berlarian di bukit batu dan berfoto, kami pun menyudahi kunjungan kami ke pantai Penyabong karena selanjutnya, perjalanan berat menunggu. Kami sangat excited untuk menaiki Batu Baginda Bini. Tempat ini cukup mistis karena ditengah-tengah hutan, ada 2 batu sangat besar dan tinggi yang datang entah dari mana. Jaraknya cukup jauh dari pantai. Batu Baginda tidak dapat didaki dan angker (menurut Pak Abu), jadi kami menaiki Batu Baginda Bini (Istri Baginda, kalau dibahasa indonesiakan). Dari sini akan nampak Batu Baginda dari kejauhan. Outfit saya dan Mariska tidak dipersiapkan untuk pemanjatan, tapi oh well, masa gagal naik karena saltum? Jadilah kita naik gunung dengan memakai dress. Butuh 45 menit, napas yang ngos-ngosan, dan ketidaktakutan akan ketinggian untuk sampai ke puncak. Belum lagi ada tanjakan-tanjakan curam yang mengharuskan kita menaiki tangga dibantu dengan tali! Meski harus menahan nafas ketika melihat kebawah, namun usaha kami benar-benar worth it!
Batu setinggi ini ditengah hutan. Nikmat Tuhan yang makakah yang kau dustakan?
Sebagai tambahan, di foto kanan bawah itu adalah batu keramat yang meski posisinya nanggung, tapi tidak jatuh-jatuh selama Batu Baginda Bini ini ditemukan. Ah, Belitung memang penuh keajaiban. Belum ada yang bisa menjawab mengapa banyak sekali batu besar di pulau ini, di tempat-tempat yang tidak lazim. Oh ya, pemandangan dibawah itu adalah ladang kelapa sawit, komoditas perkebunan terbesar di Belitung. Banyak yang kami pelajari tentang Belitung selama perjalanan ini.
Hari pun beranjak petang, kami berpacu dalam waktu untuk mencapai pantai Tanjung Gembira, yang merupakan pantai terakhir dalam list hari ini. Sayang mendung, sehingga sunset tidak terlalu nampak:
Tetap foto meski pemandangan biasa saja. Bukti pernah kesini.
Sekitar jam 6, kami head back menuju Tanjung Pandan. Sekitar satu jam kemudian, kami berada di Mie Atep untuk makan Mie Belitung, makanan khas Belitung yang paling terkenal.
Seporsi Mie Atep
Menurut kami sih rasanya biasa saja. Mie dengan kuah yang segar dan manis. Cukup dicoba aja, kurang tertarik untuk makan disini lagi. Oh ya, minumnya yang terkenal di Belitung itu es Jeruk Kunci. Pakai Jeruk Nipis dan gula, makan apapun, Jeruk Kunci minumannya.
Martabak Manis Hok Lo Pan
Hari ini ditutup dengan makan martabak manis Hok Lo Pan. Rasanya enak dan gurih (baca: penuh lemak). Panganan yang cocok untuk mengobrol apa saja bersama para sahabat. A day well spent.
hai, salam kenal..
BalasHapussaya boleh minta kontak Pak Abu? kebetulan, oktober ini saya mau ke belitung.
oiya satu lagi, kamu dpt harga brp untuk sewa mobilnya? itu sudah termasuk bensin & driver blm?
tolong ya infonya, terima kasih..
Hai juga, thanks sudah baca.
BalasHapusMungkin bisa ditinggalkan emailnya, nanti saya email balik no telpnya.
Untuk mobil, saya dapat sehari 250rb.
Ini exclude: fuel, driver, parking, meals for driver, etc.
Supir sehari 100rb. Bensin tergantung perjalanan ya mau kemana2nya.
Semoga membantu :)
Hi Vanny, liburannya menyenangkan sekali..
BalasHapusKami sekeluarga juga rencana mau ke Belitung akhir tahun ini.
bisa minta kontak pak Abu ?
Email saya : ramadhena.savitri@yahoo.co.id
Dear Pak/Ibu Dena,
BalasHapusSudah saya email nomor kontaknya.
Semoga liburannya menyenangkan :)
halo
BalasHapusboleh email no kontak supirnya
email saya thefuntech@yahoo.com
makasih