How We Found Out



How some couple can conceive, it remains a mystery. Ada yang baru menikah langsung hamil, ada yang sudah bertahun-tahun tapi belum diberi kepercayaan. Ada yang ingin menunda, tapi justru hamil duluan, dan ada yang pengeeeen banget langsung hamil, tapi belum dikasih-kasih. Tuhan lebih tahu kapan waktu yang tepat, kita cuma bisa berdoa :)

Kalau kami?

Setahun pertama setelah pernikahan memang kami sepakat untuk “pacaran” dulu. Tapi kalau hamil duluan ya nggak apa-apa, tapi nggak mikirin masa subur, posisi supaya cepet hamil, suplemen, dan sebagainya. Meski kadang kepikiran dan sebel juga sih kalau ditanya ibu-ibu kepo kenapa koq belum hamil dan dikasih saran blablabla. Waktu lebaran, tentu jenis-jenis pertanyaan ini makin sering dong, sama menyebalkannya dengan pertanyaan "kapan nikah?" :D

Fast forward to Agustus 2015

Selama 7 bulan pernikahan ini belum pernah testpack atau punya pikiran kalau jangan-jangan hamil. Tapi di bulan Agustus, entah kenapa banyak sekali pertanda yang muncul. Diawali dari nafsu makan yang tiba-tiba besar dan berat badan yang naik dengan cepat. Perubahan ini juga disadari oleh orang-orang di kantor, yang menanyakan apakah aku hamil, karena ngeliat aku ngemil terus kali ya, hahaha. Pertanda paling kuat (dan paling random) adalah ketika aku lagi merangkap waitress dan tukang cuci piring di cafe (Oh ya, sejak Juni 2015 aku & Nanda punya side job sebagai cafe owner, yay!). Tiba-tiba istri teman kantorku menjawil dan menasehati "Mbak Vanny, jangan kecapean dan jangan naik turun tangga, itu di perut udah ada isinya". Awalnya sih senyum-senyum aja, tapi sampai rumah kepikiran juga karena ibu ini terkenal "spesial", maksudnya bisa ngeliat yang aneh-aneh. Tapi ya waktu itu masih cuek.

Kemudian... Koq kepikiran terus ya? Kemudian badan rasanya capeeeek banget. Jam 8 sudah tidur, pagi juga rasanya males banget buat bangun. Masuk dapur apalagi, rasanya malesss banget kalo kecium bau masakan. Jadi di cafe pun lebih memilih buat kontrol waitress dan bar aja, udah hampir nggak pernah ke dapur kalau nggak terpaksa. Nggak lama kemudian, muncul reminder dari apps "My Calendar" di HP, kalau mens ku telat 2 hari. Biasanya memang suka telat sih kalau mens, tapi kali ini koq beda ya.. Jangan-jangan...

Karena penasaran, pulang kantor mampir ke Alf*m*rt, nyari testpack. Sambil malu-malu gitu, soalnya belum pernah beli (ga penting banget). Eh ternyata habis, duh. Yaudah cari di Ind*m*r*t, ada 2 merek: S*ns*t*f dan Ak*r*t. Karena harganya murah meriah (emak pelit), belilah 2.

Malamnya, sebelum tidur iseng-iseng ngikutin petunjuk untuk ngecek urine via testpack, hasilnya:


Taraaaa.. 2 Garis! Wow, di test pack pertama dan ada 2 garis! Karena agak tipis, dan karena harga testpack yang murah, I managed my excitement. Kemudian googling kalau cara dia bekerja adalah dengan mendeteksi hormon hCG (Human Chorionic Gonadotrophin) - hormon yang dihasilkan oleh jaringan plasenta yang sedang berkembang - dalam urin. Dalam beberapa artikel juga disebutkan kalau tes ini akan lebih akurat jika dilakukan pada pagi hari setelah bangun tidur. Oke, karena masih ada 1 testpack lagi, besoknya kucoba daaaan...


Hasilnya pun 2 garis. Yang ini lebih tebal dan lebih meyakinkan! Rasanya ingin langsung berheboh ria, tapi ingat kalau itu masih jam 3 pagi, jadi ya sudah kembali tidur saja sambil senyam-senyum. Paginya, bilang ke suami pakai bermanja-manja. Dianya senyam senyum tapi ngingetin untuk me-mantain expectancy. Periksa dulu ke dokter just to be sure, dan selanjutnya, hamil muda juga masih rawan, jadi harus dijaga bener-bener. Oke deh, karena itu hari minggu, jadi ke dokternya ditunda dulu besoknya :)

Komentar