Sabtu, 23 April 2016
Setelah berbagai lenguhan dan pose mengejan, akhirnya jam 1 malam pun tiba. Waktunya bidan visit untuk mengecek tekanan darah ibu, denyut jantung bayi, dan VT alias cek bukaan. Tetap menurutku VT tidak terlalu sakit, apakah ini efek dari senam kegel dan latihan dengan birthing ball yang sering kulakukan? Entahlah. Karena kesakitan selama 1 jam terakhir, aku berharap paling tidak sudah bukaan 4. Ternyata........masih bukaan 2! Mencelos hati ini rasanya, membayangkan kontraksi yang sudah semakin mulas tapi bukaan tak kunjung bertambah :( Gimana bukaan 10 nanti, dan berapa lama lagi!
Disarankan untuk Induksi
Tak lama kemudian, bidan yang sama kembali. Beliau menyampaikan hasil konsultasi dengan Dr Zainul yang menyarankan untuk: Induksi! Alasannya, bukaan 2 sudah lama dan mulas sudah makin intens tapi bukaan tidak juga bertambah, padahal bayi perlu segera lahir karena air ketuban tidak terlalu banyak. Untuk induksi, aku harus pindah ke ruangan bersalin, kemudian diberi infus. Induksi tujuannya untuk mempercepat pembukaan, tentunya dengan efek samping sakit yang berlipat-lipat. Karena durasi kontraksi yang sekarang sudah 5 menit dan sakitnya sudah lumayan, aku nggak yakin kalau di induksi, kuat menahan sakitnya. Bayangkan dengan kontraksi tiap 5 menit saja aku sudah kehabisan tenaga, apalagi jika lebih cepat - dan lebih sakit??? Akhirnya aku bernegosiasi, jika jam 4 belum ada perkembangan bukaan, aku ikut kata dokter. Dengan berat hati suster pun mengijinkan.
Aku bertanya tentang epidural atau ILA, yang sering diceritakan teman-temanku di Jakarta. Ternyata di RS ini tidak menyediakan itu. Aku curhat ke bidan tentang sakit yang bertambah dan bagaimana mengatasinya. Katanya, semakin sakit itu semakin bagus, sakitnya itu yang dicari untuk menambah bukaan. Dan tiap "gelombang cinta" kontraksi itu datang, aku pun menikmatinya --- dengan mengejan dan mencengkram tangan suami :D
Aku mencoba menerapkan gentle birth dengan melakukan afirmasi pada si tole. Aku bilang "le, jangan sampai diinduksi atau caesar ya le, cepetan keluar, mama nggak sabar ketemu kamu". Begitu berulang-ulang. Ajaibnya, mulasnya bertambah dengan cepat dalam 1 jam! Aku sudah merangkak dan berlutut di lantai, nggak sanggup untuk naik ke ranjang. Terkadang melenguh karena kesakitan. Mungkin karena lenguhanku makin intens, bidan pun datang menengok. Beliau memerintahkan untuk naik ke ranjang dan alhamdulilah sudah bukaan 4!
Di Ruang Bersalin
Ternyata mulai bukaan 4 diistilahkan dengan bukaan aktif, jadi rentang waktu antara bukaan selanjutnya cukup dekat, maka perlu diobservasi lebih teliti. Dengan menggunakan kursi roda, aku dibawa ke ruang bersalin. Saat itu sekitar jam 3, bahkan untuk pegang HP pun sudah nggak kuat. Meski jaraknya hanya sekitar 5 menit, aku sempat melenguh di lorong - semoga pasien lain tidak terganggu.. Di ruang bersalin, aku tetap dengan pose hits berlutut dan bersandar di ranjang. Ketika bidan tahu, aku disuruh naik ke ranjang, katanya takut kalau nanti tidak kuat naik. Dokter sudah ditelpon untuk bersiap-siap. Celanakupun sudah dilucuti dan hanya menggunakan kain jarit. Pernah ketika kontraksi aku merasa ada cairan hangat keluar, kukira ketuban dan berteriak memanggil bidan. Ternyata, aku ngompol :) Bahkan untuk menahan kencing pun sudah tidak kuat :)
Sakit dan lenguhanku pun makin intens. Suami sudah merelakan tangannya untuk diremas-remas. Suster melakukan VT daaaan..... sudah bukaan 8! Alhamdulilah cepat sekali! Dokter kembali ditelpon. Aku pun disuruh bersiap untuk melahirkan..
to be continued
Komentar
Posting Komentar
Thank you for reading this, your comments means a lot to me. For ASAP answer, you can poke me on my Instagram @vannyerliana :)