Memerah dan membawa ASIP dari Singapura


Beberapa hari setelah Nara 5 bulan, saya pergi ke Singapura untuk perjalanan dinas. Ini kali pertama saya meninggalkan Nara, dan tidur tanpa Nara. Sebelumnya jika keluar kota, Nara selalu saya ajak. Baru kali ini tidak diajak karena keadaan tidak memungkinkan (jauh, naik pesawat, Nara belum punya passport, acara padat, dll). Awalnya bingung sekali bagaimana manajemen ASIP yang baik saat kita pergi lama, untungnya setelah googling dan tanya sana sini, alhamdulilah misi membawa ASIP ini lumayan sukses, bahkan sampai bawa coolbox tambahan :)

Nara kegirangan mama bawa oleh-oleh ASIP buanyak



Ketika Berangkat
Barang bawaan saya ketika berangkat:
- 1 koper ukuran sedang (masuk bagasi)
- 1 tas Gabag warna kuning seperti di foto (berisi alat pompa, 2 ice gel dan segala pernak pernik perpompaan)
- 1 backpack besar tempat laptop
- Coolbox puku kecil kapasitas 5 liter yang saya masukkan ke koper sedang beserta 4 ice gel (sudah dibungkus ziplock) supaya tidak ribet.

Peralatan Pendukung Pumping yang Saya Bawa
- 3 corong pompa dan 1 breastpump electric Spectra 9+ (ringan, bisa dicharge, suara pelan)
- Kantong plastik (campuran merek Natur dan Gabag, saya bawa 60, just in case jatuh atau hilang)
- Ice gel (saya bawa 6: 2 dibawa, 2 ditaruh freezer kamar, 2 diditip ke freezer hotel)
- Cool box dan Cool bag
- Hand sanitizer
- Plastik Wrap (untuk memipihkan kantong ketika dimasukkan freezer)
- Ziplock agak besar (untuk sterilisasi)
- Plastik santan agak besar (untuk menyimpan corong yg terpakai di coolbox)
- Sabun cuci botol bayi dan sabut cuci (saya pakai Sleek)
- Tupperware

Waktu Pumping
Berbekal apron dan hand sanitizer, saya pumping kapan saja dan dimana saja ketika sempat. Di pesawat, bis (karena di SG kami rombongan jadi pakai bis), kamar hotel, kamar mandi acara (alhamdulilah acaranya di hotel bintang 4, jadi kamar mandinya proper). Cara saya pumping di kamar mandi: tutup kloset, cuci tangan, keluarkan peralatan pumping & penyimpanan, duduk diatas closet dan pumping dengan tenang. Ketika selesai, keluar masih membawa corong dan pompa, kemudian proses memindahkan ASI dari botol ke plastik dilakukan di meja yang bersih dan kering dekat wastafel. Ini saya lakukan untuk mengurangi resiko tumpah dan kontaminasi, karena bilik WC tentunya lebih kotor bila dibandingkan dengan wastafel.

Oh ya, karena ini kali pertama anak tidak nenen langsung, PD terasa keras dan grenjel-grenjel. Jadi ketika saya sampai hotel, saya selalu mandi air panas kemudian memerah dengan pompa, kemudian memerah dengan tangan sampai PD terasa benar2 kosong. Capek sih, tapi legaaaa.

Update: Setelah ke SG ini, saya cukup sering keluar kota. Untuk pumping di pesawat, saya melihat situasi dan kondisi, jika tidak memungkinkan (misal cuaca buruk dan turbulensi tinggi), saya lebih memilih pumping ketika sampai di mushola. Untuk pumping di mobil maupun bis, apron yang berbentuk melingkar seperti ponco lebih memudahkan.

Sterilisasi Alat Pumping
Saya membawa 3 corong pompa, karena acara sangat padat dan supaya tidak terlalu sering mencuci. Saya mencuci ketika 2 corong sudah kotor, jadi prediksinya, ketika corong ketiga kotor, 2 corong ini sudah bersih dan kering. Di SG, keran air dinginnya bisa diminum, jadi saya mencuci di wastafel kamar hotel, dengan sabun food grade dari Sleek. Setelah dicuci bersih, corong saya taruh di Tupperware kemudian diisi air panas sampai tupperware hampir penuh, kemudian dimasukkan ke Ziplock untuk mempertahankan Steam. Jadi ini steamer ala ala, insya Allah tetap lebih bersih ketimbang cuma disiram air panas. Kalau sudah min 15 menit, air kita tiriskan kemudian diangin2kan sebentar, lalu disimpan di Ziplock. Botol biasanya saya keluarkan dari Ziplock kemudian diisi air panas sampai penuh, trus tutup, jadi seperti direndam. Di SG ini air minum tidak terbatas karena dari keran, makanya agak boros, hehehe. Waktu saya ke Bali 5 hari juga air botolnya cuma saya isi sepertiga kemudian tutup :D

Update: Sebenarnya ada cara yang lebih mudah, yaitu dengan memakai Sleek Baby Hygiene Solution: Cold Sterilization. Tidak perlu air panas, cukup direndam dengan larutan tsb di air minum selama setengah jam kemudian bilas. Ketika dinas 5 hari di Bali, saya memakai cara ini.

Menyimpan ASIP
Kulkas di hotel saya ada freezer kecil, freezer itu saya pakai untuk simpan 2 ice gel. Saya sudah pastikan ke hotel kalau listrik kamar yg utk kulkas nyala terus walau ditinggal. Jadi ketika pagi saya berangkat, saya bawa 2 ice gel yang sudah membeku, kemudian taruh 2 ice gel lagi di freezer. Begitu terus selama 5 hari. 2 Ice gel sisanya saya titipkan di freezer hotel di pagi pertama, untuk nanti ketika pulang.

Setiap pagi, saya pack ASIP saya setiap 3-4 kantong dengan plastic wrap dalam kondisi tidur, sehingga kantong ASIP pipih sehingga menghemat space saat dibawa pulang. Saya bungkus ASIP dengan Ziplock 2x supaya tidak terkontaminasi apapun yang berada di freezer hotel nanti. Sebelum sarapan saya titipkan ASIP ke concierge dan make sure mrk naruh di freezer. 

Update: Hotel di SG ini adalah kondisi hotel ideal. Saat saya dinas, beberapa kali kondisi kamar tidak ideal (tidak ada freezer ataupun kulkas), ini cara saya:
- Tidak ada Freezer dan ingin menitip ice gel
Meskipun mereka bilang ada, pastikan kalau itu benar-benar freezer. Karena meskipun di hotel bintang 4, banyak yang tidak bisa membedakan antara freezer dengan chiller. Tanyakan saja freezer yang mereka maksud untuk menyimpan apa. Jika tidak punya, atau freezer daging penuh, tanya ke cafe. Biasanya mereka menjual ice cream/gelato. Dibawahnya ada space cukup besar yang bisa untuk menyimpan ice gel maupun ASIP.
- Tidak ada kulkas di kamar
Mau tidak mau, kita harus rajin-rajin menitipkan ASIP di kulkas dan Ice Gel di Freezer. Sebenarnya ASIP di coolbag bisa tahan sampai 24 jam. Tapi saya usahakan hanya menyimpannya maksimal 12 jam.

Membawa ASIP Pulang
Saya pulang malam hari. Ketika check out jam 8 pagi, saya titipkan ASIP terakhir di kulkas (ASIP 3 hari sebelumnya ada di freezer). Saya berpisah dari rombongan untuk mengambil ASIP setelah makan siang, supaya tidak terlalu lama ASIP berada di coolbox.

Oh ya, karena ASIP saya ternyata banyak (Alhamdulilah, krn selama ini anak nenen langsung juga jadi nggak tahu kalau sebenarnya banyak), jadi saya beli Ice Box lagi ukuran 8 liter merek Igloo seperti gambar diatas.

Menurut yang saya baca, komposisi ice gel/ice pack yang ideal adalah 1 ice gel/ice pack per 5 kantung ASIP. Karena kantung ASIP sudah saya kemas sedemikian rupa dengan plastic wrap dan dari hasil tanya sana sini, saya memberi 2 ice bag untuk ice box Puku kapasitas 5 liter, dan 3 ice bag untuk ice box Igloo kapasitas 8 liter. 1 ice bag sisa saya masukkan tas Gabag dan dipakai untuk pumping selama perjalanan hari itu & perjalanan pulang. Di pesawat saya meminta es batu kepada pramugari supaya lebih dingin :)

Setelah menaruh ASIP di coolbox, saya tambahkan koran sebelum ice box ditutup spy dinginnya lebih terjaga. Selama perjalanan pulang, coolbox di hand carry dan diberi tulisan di boxnya biar ga disuruh buka-buka. Lolos custom dengan mudah.

Alhamdulilah semua selamat: yg beku masih beku, yg liquid masih dingin, selama 9 jam waktu diluar kulkas/freezer :)

Komentar

  1. Halo mba thx fo sharing. Mau tanya jd asip di coolboxnya di cabin ya gk perlu di bagasi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai mbak.. Maaf baru balas.. Iya kalau saya saya handcarry dan dibawa ke cabin mbak, tidak di bagasi..

      Hapus

Posting Komentar

Thank you for reading this, your comments means a lot to me. For ASAP answer, you can poke me on my Instagram @vannyerliana :)