Hal-hal diluar rencana (Tidak sesuai Pedoman WHO) saat MPASI Nara

Sang Pemakan Segala

Mungkin sudah dijelaskan di postingan-postingan sebelumnya kalau dalam menyiapkan MPASI Nara, saya menggunakan pedoman WHO. Namun dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal yang tidak sesuai:


Pemberian Tepung Gasol / Tepung Beras
Varian tepung gasol

1 minggu pertama Nara, saya mencobakan menu tunggal. Namun karena dia masih terlihat lapar, menu tunggalnya saya kombinasikan dengan gasol (tepung beras). Memang pemberian gasol ini menyalahi prinsip Homemade Healty Baby Food karena menggunakan bahan makanan yang tidak berasal dari bentuk aslinya. Namun ini saya lakukan karena kekhawatiran bahwa organ pencernaannya belum sempurna sehingga ditakutkan kalau langsung ke menu 4 bintang akan terlalu berat, karena baru 1 minggu dia makan. Alhamdulilah Nara suka dengan gasolnya, terutama untuk varian ubi ungu, dan perkembangan mengunyah teksturnya sesuai dengan usia yang dianjurkan.



Pemberian Bubur Instan
Nara dan bubur instan di saat "kepepet"

Terkadang jika situasi mendesak (pergi lebih lama dari yang direncanakan dan sudah masuk waktu makan Nara), dia masih kami beri bubur instan, namun ketika sampai rumah, barulah bubur homemadenya dimakan. Saya nggak saklek 100% tentang ini. Karena menurut saya, memberinya bubur instan lebih baik daripada membiarkan Nara kelaparan. ASI saja sudah tidak cukup, karena Nara termasuk anak super aktif yang kalorinya banyak terpakai untuk dia bergerak. Selain itu, Nara tidak terlalu suka bubur bayi instan, sehingga makannya tidak selahap jika MPASI dibuat secara Homemade.

Menu Tunggal hanya 1 Minggu
Setelah 4 hari menu tunggal pagi dan sore, di siang hari Nara keliatan rewel dan terus-terusan memasukkan tangan kita dan tangannya ke mulut, seperti kode kalau dia lapar. Padahal sudah minum ASI, dan jika disodorkan botol lagi, dia menolak. Keesokan harinya, porsi sarapan dikasi 1,5x lipat. Siang harinya, tetap sama. Setelah konsul ke dokter, dibolehkan makan berat 2x, tapi dipantau jangan sampai sembelit. Jadi tiap sore saya memberinya jus buah. Alhamdulilah sampai pup selalu lancar tiap pagi dan sore meski porsi makan besar banget buat anak yang baru 1 minggu MPASI.

Menggunakan Pisang dan Ubi Cilembu untuk "Pemancing"
Setelah seminggu lebih dia makan, Nara mulai tau rasa. Kalau hambar, dia menutup mulut dan geleng2, atau pura2 liat sesuatu (nggak liat sendok). Gunanya menu tunggal, kita bs tau mana yg dia suka banget. Jadi setiap introduce menu baru ato menu yg ga enak, dicampur sama yg dia suka. Contoh: hati ayam (baru) dicampur ubi cilembu, Wortel (baru) dicampur kabocha, Beras merah/putih (hambar) dicampur kacang merah, dst. Pintar-pintar ngakalin aja si. Kalau menunya dia nggak terlalu suka, ttep dia makan karena anaknya gampang kelaparan, tapi jadi lama dan kasian (orang nggak suka koq dipaksa makan, takutnya trauma).

Ada saatnya Nara keliatan malassss banget makan. Mungkin karena rasa ASI cenderung manis dan dia merasa aneh kalau makanannya tidak manis. Ketika kita celupkan ke "saus" pisang, makannya langsung lahap lagi. Jadi ini merupakan senjata ampuh, begitu terlihat agak malas makan, celupkan ujung sendok ke pisang, langsung deh lap lep sampai habis. Ubi cilembu juga gitu, kita kasih secuil di slow cooker saat dia mulai makan menu 4 bintang. Kalau tidak ada ubi cilembu, kabocha pun jadi. Pokoknya Nara suka yang manis. Hihihi. Alhamdulilah dia nggak jadi picky eater koq. Di usia 1 tahun, selera makannya sudah normal lagi. Nggak perlu ubi atau pisang lagi :)

Selain pedoman WHO, ada juga yang "tidak ideal", yaitu tentang kebiasaan makan:
Tidak Makan di High Chair
Nara bertahan makan di high chair sampai usia sekitar 9 bulan. Setelah itu dia pasti berusaha untuk memanjatnya. Makan nggak mulai2 karena sibuk "memaksa" Nara duduk lagi. Sepertinya karena karakter Nara yang mudah bosan, jadi dia bosan kalau dipaksa duduk saat waktu makan. Jadilah Nara makan dengan duduk di stroller atau digendong pengasuhnya. Kalau makan buah baru dia bisa duduk manis di matras sambil makan sendiri. Yang penting makanan lahap dan tidak GTM lah :)

Well, selalu ada hal-hal diluar kendali kita saat merencanakan sesuatu. Saya bukan orang yang saklek bahwa segalanya harus sesuai prosedur. Yang penting kita dan anak-anak sama-sama menikmati proses makan ini :)

Komentar