Hamil Pertama dan selanjutnya, apa bedanya?


Anak sudah lahir, baru teringat belum menuliskan pengalamaan hamil pertama dan ketiga. Kenapa ketiga? Karena saya sempat mengalami keguguran di kehamilan kedua :( Di saya, hamil pertama dan ketiga ini tidak jauh berbeda. Perbedaan paling mendasar mungkin ke lebih santai saja karena sudah pernah mengalami, hihihi.

Bagaimana saya tahu saya hamil ketiga?
Karena sebelumnya pernah keguguran, jadi saya sangat aware terhadap hal-hal yang dapat menjurus ke kehamilan. Hal paling mendasar adalah ketika hasil pumpingan berkurang drastis, hanya menyisakan 30 ml setiap 3 jam, padahal sudah menggunakan double pump. Sempat saya meminum booster ASI, namun tidak ada perubahan. Terlebih, setiap saya habis pumping atau menyusui Nara langsung, saya merasakan mules yang luar biasa, sehingga langsung ke WC setelah pumping/menyusui. Dari sana, saya curiga dan mencoba testpack. Ternyata benar, saya hamil! HPHT saya pada 25 Juni 2017, saya sangat ingat karena itu hari-hari awal puasa, hihihi.

Mungkin saya cerita dulu persamaannya:
1. Sama-sama tidak mengalami mual dan muntah
Alhamdulilah, baik hamil pertama, kedua, dan ketiga, saya tidak mengalami mual dan muntah. Sempat agak mual jika telat makan di kehamilan ketiga, tapi tidak terlalu mengganggu.

2. Relatif mudah tanpa kendala
Alhamdulilah juga, tidak ada flek maupun penyulit lainnya.

3. Sama-sama aktif
Saya dan janin sama-sama aktif. Saat kehamilan 6 bulan, saya pergi dinas 6 hari ke Padang, Sumatra Barat. Belum lagi dinas-dinas lainnya, sama seperti kehamilan pertama. Di dalam perut, adik juga sangat aktif menendang-nendang dan membuat saya kebelet pipis, hihihi.

Sedangkan perbedaannya:
1. Lebih santai
Karena sudah pernah hamil sebelumnya, maka saya lebih santai menjalani kehamilan kali ini. Berbeda dengan kehamilan pertama yang sedikit-sedikit googling, kehamilan ketiga ini saya lebih percaya pada intuisi. Saya minum kopi setiap hari, makan duren, makan kambing, dsb. Tapi saya tetap bertanggungjawab menjaga kesehatan, salah satunya dengan minum vitamin hamil setiap hari, membatasi junk food dan makanan instant, tidak makan kerang dan makanan mentah, rajin berolahraga, dan kontrol ke dokter setiap bulan.

2. Tidak mengidam
Seingat saya, saya hampir tidak pernah mengidam di kehamilan ketiga ini. Hanya beberapa kali ingin makan sesuatu, itupun tidak harus langsung dipenuhi. Hanya ingin biasa, dipenuhi syukur, tidak dipenuhi saat itu juga, tidak masalah.

3. Tidak naik banyak
Berbeda dengan hamil pertama yang membuat badan saya naik hingga 23 kg, dari 52 kg ke 75 kg (so wow bukan?), di kehamilan ketiga ini saya hanya naik 7 kg, dari 56 kg ke 63 kg. Entah mengapa hasrat craving tidak terlalu besar, meski saya suka makan ice cream. Orang juga heran saya hamil, banyak yang baru tahu di bulan ke-8, karena saat itu perut saya baru benar-benar terlihat besar. Hahaha.

4. Tidak mengalami ketidaknyamanan
Saat hamil pertama, sekujur tubuh saya kering dan gatal luar biasa, sampai harus oles lotion setiap beberapa jam supaya tidak kering, pakai caladine setiap akan tidur, serta minum obat gatal jika gatal benar-benar tak tertahankan. Untuk lebih lengkapnya, baca disini. Hamil kedua ini lempeng saja. Hanya sesekali kram, itupun karena saya lupa minum kalsium (yang memang diresepkan dokter).

5. Tidak mengalami anemia
Saya kira sekali kita mengalami anemia, selanjutnya akan selalu anemia. Untungnya tidak. Di kehamilan kedua ini, hasil tes darah saya baik-baik saja. Walau begitu, saya tetap minta suplemen zat besi untuk sekedar jaga-jaga, eh ternyata malah sembelit. Jadi saya hentikan saja suplemennya dan alhamdulilah aman sampai akhir.

Meskipun setiap kehamilan berbeda, tapi saya bersyukur Aruna lahir dengan selamat. Cerita kelahiran Aruna dapat disimak disini.

Komentar